ARTIKEL DOSEN – EKONOMI “LOCKDOWN” ?

Published by BIDANG MULTIMEDIA HIMAEP UNISBA on

Spread the love

Penulis : Dr.  Asnita Frida B.R. Sebayang, S.E., M.SI.

            Hari ini kekuatan besar ekonomi global dihadapkan pada pandemi Covid-19. Berbagai kegiatan yang melibatkan banyak interaksi perlahan dikurangi bahkan dihentikan sementara? Alam secara langsung memaksa ekonomi mencari keseimbangan baru, mencari formulasi menjawab kebutuhan manusia, mengabaikan panjang daftar keinginan manusia. Sejenak aktivitas dipaksa untuk lebih senyap namun terus berputar.

            Pada situasi seperti ini perusahaan-perusahaan dan seluruh sektor produksi, pemerintah, dan rumah tangga konsumen ditantang apakah sebelumnya berpikir jangka panjang untuk tetap mengisi pundi-pundi tabungan? Bertindak dengan prinsip-prinsip berhemat dengan upaya pencegahan dari masing-masing individu, serta kebersamaan untuk tetap menjaga produktivitas. Perusahaan tetap membutuhkan pemasukan agar dapat menggaji karyawan. Sebaliknya, karyawan juga perlu pendapatan untuk tetap melakukan konsumsi. Konsumsi kita tetap diperlukan untuk mendorong sektor produksi bergerak. Artinya, perlu suatu tindak kolektif yang harmonis agar ekonomi tetap terjaga?

            Di Indonesia, lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi bersumber dari aktivitas konsumsi. Masa-masa “lockdown” di sejumlah wilayah bukanlah “liburan” tetapi mengubah pola kerja. Kita masih cukup beruntung, khususnya di kawasan perkotaan didukung oleh jaringan internet yang relatif baik. Pada kondisi seperti ini, tantangan sumber daya “kreatif & produktif” sangat diperlukan bahkan ketika tidak harus berkumpul di ruang kantor yang sering dipenuhi dengan “pencitraan sedang bekerja”. Saatnya menyatukan hati untuk mencapai tujuan keselamatan & kesejahteraan bersama yang selama ini barangkali sulit dilakukan.

            Bagaimana dengan sektor informal? Sepanjang ada kegiatan konsumsi, kegiatan ekonomi akan mencari jalan untuk menuju garis keseimbangannya. Saat ini merupakan momentum untuk kembalinya produk dalam dalam negeri menguasai pasar. Tetaplah membeli produk yang dihasilkan teman-teman & tetangga sendiri. Bantu semua lini produksi dalam negeri agar meningkat skalanya. Kita juga sangat beruntung, berbagai jasa kurir tersedia untuk pengiriman logistik. Belum lagi perkembangan teknologi handphone yang seringkali lebih pintar dibanding kita sendiri. Bisnis-bisnis jasa yang semula banyak mengumpulkan massa juga merasakan pukulan telak. Banyak acara yg dibatalkan, tetapi para pelaku ekonomi sebetulnya masih membutuhkan jasa mereka seperti mengatur e-meeting/conference. Kejelian melihat peluang atau peralihan fokus bisnis sementara memang diperlukan.

            Ketika suatu wilayah di “lockdown”, ekonomi akan tetap mencari celah untuk bergerak. Dalam sejarahnya, penyakit merupakan salah satu cara alamiah mengatasi persoalan demografi (dari aspek jumlah penduduk) yang memiliki hubungan erat dengan padatnya aktivitas ekonomi. Dalam keadaan sesulit apapun, transaksi ekonomi akan selalu ada, yang legal maupun yang under ground. Keinginan manusia yang tiada batas dipaksa alam untuk sampai pada keseimbangan baru. Hari-hari tenang bersama keluarga serta bekerja di rumah mungkin sudah nyaris kita lupakan. Saling membantu, tidak nyinyir, serta tidak lupa berbahagia. Anda sopan kami segan. Anda sehat, kami ikut tenang….

Categories: Artikel Dosen

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *