ARTIKEL MAHASISWA – MEMAKSA UNTUK MEMULAI

Published by BIDANG MULTIMEDIA HIMAEP UNISBA on

Spread the love

Penulis : Ade Erlin Riyanti (Angkatan 2017)

APRESIASI DIRI

Frasa “Apresiasi diri”  di atas terkadang selalu kita lupakan.

Menyalahkan diri sendiri cukup sering kita lakukan,

Sampai-sampai itu semua membuat kita tak berkembang.

“Apresiasi Diri” adalah dua kata yang menjadi faktor utama mengapa hingga saat ini saya mampu bertahan dengan jurusan studi yang saya  pilih, iya Ilmu Ekonomi. Pastinya, bagi teman-teman mahasiswa ilmu ekonomi, saya rasa teman-teman tahu bagaimana sulitnya kita mempelajari ilmu tersebut.

Ya meskipun di SMA, latar belakang saya adalah anak IPA, namun bagi saya pribadi  ilmu ekonomi adalah ilmu yang seru dan sangat kaya, ilmu yang memiliki impact besar bagi ruang lingkup kehidupan. Dari ilmu ekonomi saya belajar untuk bisa memahami lingkungan sosial, dari ilmu ekonomi saya belajar bahwa apa yang saya miliki harus bisa bermanfaat untuk orang sekitar, dan dari ilmu ekonomi juga saya semakin sadar bahwa dunia perekonomian itu begitu mengerikan.

Tiga tahun sudah saya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) dan kunang-kunang (kuliah-nangkring-kuliah-nangkring). Jenuh dan merasa menjadi manusia yang membosankan, nan tidak bermanfaat seringkali saya rasakan. Bagaimana tidak? Setiap hari, minggu, bulan bahkan tahun saya selalu menjalani aktivitas keseharian yang sama.

Tidak aktif ke dalam organisasi bukan berarti saya tidak menganggap bahwa organisasi tidaklah penting. Namun saya paham, bahwa tidak semuanya harus berjalan beriringan. Akademik-organisasi bagi seorang mahasiswa itu adalah sebuah pilihan, dan setiap pilihan tentu akan ada konsekuensinya. Ya beginilah, mungkin konsekuensinya jika saya tidak aktif dalam organisasi;  saya tidak memiliki banyak teman, relasi untuk mengembangkan diri terbatas, tidak banyak dikenal dan mengenal orang lain, serta tidak memiliki banyak pengalaman dalam kegiatan sosial lainnya.  Namun, itu semua tidak dapat menjadi alasan saya untuk tidak berkembang. Maka, untuk tidak menimbun rasa bosan dan ketidakbermanfaatan akan hidup menjadi seorang mahasiswa, kini kegiatan yang  bisa saya lakukan untuk melatih soft skill di luar akademik hanyalah dengan terlibat aktif pada kegiatan penelitian dosen, lomba karya tulis ilmiah serta sering terlibat aktif sebagai moderator pada beberapa event yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Ekonomi dan juga teman-teman Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi.

Ketiga kegiatan yang saya lakukan tersebut, nampaknya tidak hanya menjadi solusi dalam mengatasi bosan akan aktivitas keseharian saya, namun juga kegiatan tersebut hingga saat ini telah memberikan seribu gudang ilmu serta pengalaman yang begitu berharga dalam hidup saya.  Hingga akhirnya, beberapa penghargaan pun saya dapatkan dari ketiga kegiatan tersebut. Menjadi mahasiswa berprestasi, lolos dan menjuarai PKM adalah bonus dari apa yang saya lakukan. Ikut terlibat aktif sebagai fasilitator pengabdian masyarakat dan juga mendapat penghargaan menjadi moderator adalah rezeki dan nikmat yang begitu besar atas segala kepercayaan yang telah diberikan oleh para dosen  dan juga teman-teman. Tanpa kepercayaan yang diberikan saya tidak akan mungkin, bisa melakukan semua hal ini dengan baik. Ini  lah mengapa saya begitu bersyukur dan bangga dapat menjadi bagian penting sebagai keluarga Ilmu Ekonomi Unisba.

Bagi saya, Unisba adalah rumah kedua, yang akan selalu saya singgahi di lain waktu. Ntah itu hanya sekadar melewati jalan Tamansari 01 hanya untuk bernostalgia, atau dengan menghampiri ibu/bapak dosen untuk sekadar mengobati sepucuk rindu.  Pada akhirnya, akan banyak kerinduan yang akan kita rindukan dari kampus ini. Rindu bukan berarti kita tidak ingin cepat lulus. Hanya saja, kita mungkin akan rindu dengan kegiatan dan aktivitas yang sering kita lakukan di tempat ini.  Lantunan Asma’ul Husna yang selalu kita bacakan sebelum pembelajaran berlangsung akan menjadi kerinduan. Tentu, saya akan selalu rindu dengan segala amanah atau wejangan para dosen ilmu ekonomi yang selalu mengingatkan, memotivasi, mendidik kita semua dalam hal kebaikan apapun. Akan selalu rindu kelas pada pukul  06.30  yang mungkin hampir kita rasakan di setiap semesternya. Kuliah senin-sabtu pun seringkali  kita semua rasakan. Bahkan tidak mandi pagi saat kelas pukul 6.30 mungkin  sudah menjadi passion kita semua.

Tanpa terasa,

Hingga kini, tahun ketiga saya di kampus biru pun sebentar lagi akan berakhir.

Tahun ketiga….

Serasa singkat nan padat, butuh berlibur namun waktu berkhianat.

Mungkin, ini saatnya kita untuk menahan ego dan keinginan kita untuk bersantai riya.

Iya, semester 6 adalah semester terberat yang pernah saya rasakan, mungkin ini adalah awalan untuk menghadapi semester 7 yang akan lebih berat lagi? Ntahlah, yang jelas tahun ketiga adalah tahun dimana setiap individu akan mulai sibuk dengan kepentingan pribadinya, yang tadinya sehabis kelas pagi mungkin akan menunggu kelas siang atau sore di tempat singgah temannya, kini jarang bahkan tak lagi dilakukan. Yang tadinya sering makan siang bareng di Kantin Teknik untuk menunggu kelas berikutnya, kini tak lagi dirasakan. Semakin semester atas semakin sadar bahwa hidup kita tidak lagi akan bergantung pada orang lain. Satu-satu perlahan akan menghilang. Itu sudah fasenya, bukan salah waktunya.

Tahun ketiga juga adalah tahun yang berat untuk saya pribadi, saya merasakan motivasi belajar saya menurun drastis di tahun ini. Meskipun saya selalu menuntaskan tugas dengan tepat waktu, namun ada suatu perbedaan energi yang memang betul berbeda dengan semester sebelumnya. Hanya dengan lewat tulisan ini saya dapat menuangkan jejak kaki saya selama menjadi seorang mahasiswa.

Untuk semua teman angkatanku, 2017.

Saya  tahu, tahun ini adalah tahun tersingkat namun panjang  untuk kita lalui, energi yang kita miliki bahkan sudah tidak seperti dulu, saat semester 1. Namun, tidak ada lagi yang dapat menyelamatkan kita, selain diri kita sendiri. Memotivasi  orang lain kita mampu, tapi untuk diri kita sendiri? Mengapresiasi orang lain kita mampu, tapi untuk diri kita sendiri?. Lalu bagaimana untuk terus bersemangat dalam menjalani semua tanggung jawab kita, jika motivasi dan apresiasi diri tidak kita miliki? Iya, semuanya  kembali lagi kepada diri sendiri dengan mengenal dan memahami betul siapa diri kita.

Setiap orang pasti memiliki cara tersendiri untuk tetap bisa menstabilkan semangatnya, seperti halnya saya. Saya pribadi adalah orang yang mudah bersemangat dan juga berapi-api ketika dicucurkan motivasi oleh orang lain, hal itu bisa membuat saya lebih giat dan bersemangat. Namun, perlu disadari bahwa kita tidak selalu akan mendapatkan banyak motivasi dari orang lain. Maka dari itu “motivasi diri” adalah kebutuhan hidup bagi saya. Motivasi diri dan apresiasi diri, adalah 2 hal yang menjadi faktor utama saya dalam menstabilkan energi untuk tetap bersemangat selama menjalankan kehidupan sebagai seorang mahasiswa.

Cukup dengan memenuhi tembok indekos dengan menuangkan semua kata-kata pengingat pribadi, target dan semua impian pun tertuang di sana. Mungkin cara ini adalah cara klasik yang bahkan teman-teman juga lakukan. Tempat singgah pun perlu diperhatikan. Karena tempat singgah saya tidaklah besar, dan rasanya kalau untuk restrukturisasi itu tidak memungkinkan. Maka agar tetap memberi kenyamanan belajar, sebelum belajar saya selalu merapihkan dan membersihkannya. Memaksa diri untuk mengerjakan hal yang harus diselesaikan terkadang perlu dilakukan. Setelahnya jangan lupa untuk mengapresiasi diri, cara saya cukuplah sederhana. Apresiasi diri yang saya lakukan ketika menyelesaikan seluruh pekerjaan adalah dengan cara me time, healing time nya cukup dengan melakukan apa yang saya suka, seperti menonton dan membeli makanan yang saya suka. Intinya, jangan lupa selalu berikan penghargaan sekecil apapun atas segala pekerjaan yang telah kita capai!.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *